Rabu, 20 Mei 2015

Harapan Hati Yang Hilang




16 Maret 1979
Mom menerima sinyal dari ku, bahwa aku sudah tak sabar ingin pergi dari tempat yang kosong, dingin dan hampa ini. Aku bisa mendengar gerakan panik dan tergesa-gesa serta suara berat seorang lelaki yang  menyemangati, tarikan nafas bisa kurasakan di atas ubun-ubun ku, hentakan kuat yang  bisa aku buat cukup membuat ibu merasakan sakit yang luar bisa. Yang pada akhirnya aku bisa melihat kedua mata , hidung dan sunggingan senyum yang terpampang di lekukan wajah orang  yang sebelumnya tak aku kenal.
17 maret 1996
“Lisa “ terdengar seseorang  memanggilku.
“yah,Mom..” jawabku balas berteriak.
Zedlissa marlberret itu namaku, aku sedang bersiap-siap untuk berangkat kesekolah, mom sudah tak sabar menungguku di lantai bawah memanggilku beberapa kali dengan wajah yang pucat seperti biasanya.aku berlari dengan gesit ke lantai bawah dengan pakaian yang belum rapih , rambut yang awut-awutan , tali sepatu yang terlepas  ditambah dengan perut yang keroncongan .tanpa aba-aba aku mengambil sehelai roti yang sudah di olesi slai strawberry dan PLAK ! piring yang tadi kuraih terjatuh dan pecah.
“apa itu ?” teriak Mom dengan spontan.
Aku berhenti beberapa detik dengan posisi mulut menggigit roti dengan kedua tangan yang merapihkan isi Tas.
“ehmm..tidak ada apa-apa,” aku balas berteriak, kami berbicara layaknya dari ujung gua ke gua lainnya.aku berjongkok merapihkan pecahan piring tersebut .untungnya bibi Meylin tiba dari dapur saat mendengar percahan piring, tanpa mengatakan apa-apa lagi aku menyusul Mom yang sudah tidak sabar menunggu.
Aku segera masuk kedalam mobil dengan berkata ”maaf kan aku..” di tambah dengan senyuman manjaku. Mom menatap bosan, benar sekali selalu seperti ini, terlambat berangkat kesekolah, rute kegiatan pagi yang sama dari hari sebelumnya. aku sendiri bingung padahal alarm kunyalakan , mungkin secara tidak sadar aku mematikan kembali saat alarm itu menjerit.bisa jadi karena aku memang tukang tidur.hehe
High School Carterburry.papan nama bertulisan besar dan warna yang mencolok di depan gedung  yang luas memelototi dari kejauhan seolah tidak puas, jika semua orang mengabaikannya, akan tetapi jika papan itu bisa berbicara ia akan mengatakan “lihat aku,lihat aku..” aku tersenyum geli jika semua itu benar-benar terjadi.setelah melambaikan tangan, mobil kembali berderu menandakan Mom segera pergi.
Mom akan selalu mengantarkan aku sekolah, walaupun aku sudah berumur 17 tahun.sejujurnya aku malu, tetapi melihat usaha Mom yang selalu setia mengantarkan ku, aku bisa melupakan beberapa saat bahwa ku bukan lagi anak kecil.semua itu terus di lakukan, ketika Dad tak lagi bersama kami. Dad kecelakaan pesawat saat ia ingin menjenguk nenek yang sedang sakit di Perancis.
“hei..Zedlissa ..” sapa Rayman Dushen
Hanya dia yang memanggil nama lengkapku saat ini .Dulu Dad yang memanggilku seperti itu.aku menyukainya sejak pertama masuk ke High School Carterburry, kami sudah sangat dekat sejak aku tau dia tetangga di sebelah rumahku ,mungkin dia sudah tau aku menyukainya tapi ia bertingkah seolah  tidak mengetahui .dengan begitu aku sudah cukup senang bisa dekat dengannya, bagiku menggapainya seperti haluan jalan yang menuntun dari belakang namun tak bisa di raih , setiap pagi dia selalu menyapaku , bukan sekedar sapaan hangat dari tabir langit di kejauhan, andaikan dia sebercak cahaya kecil di ruangan besar ini , sinarnya bisa melawan cahaya yang ada di sekitar  hamparan bukit hijau dan laut yang berselimuti cahaya musim panas.
“hei..” balasku dengan senyuman.
“kamu sudah tau  ada berita baik hari ini?” tanya Rayman dengan sumrigah sambil berjalan mengimbangiku menuju kelas.
“apa itu ?” tanya ku penasaran lalu duduk di kursi .
“kau lulus ujian test bahasa asing, bagaimana apa kau senang ?”
Mulutku melongo “apa ? aku tidak percaya itu “
Jelas saja, aku tak pernah lulus  dalam ujian bahasa asing, aku memang tidak terlalu pandai berbahasa dan ini benar-benar suatu sejarah yang pantas di kenang di museum ingatanku.Rayman menyerahkan lembaran kertas itu padaku.aku mendapatkan nilai A+.itu membuatku bangga. “selamat yah “ kata Rayman tersenyum.”ini baru pertama kalinya kau lulus “
Aku terdiam, Rayman mengetahui jika aku tak pernah lulus ujian bahasa asing.padahal aku tak pernah menceritakan tentang apapun yang berkenaan dengan pelajaran , ditambah lagi baru tahun ini aku sekelas dengannya .walaupun aku tak bisa , aku tak bertanya kepada Ray, karena itu membuatku benar-benar bodoh di hadapan Ray .dia lelaki yang terlalu pandai malah ia bisa saja menyaingi Mark Zuckerberg milyader termuda di dunia dan pembuat social network yang di beri nama Facebook.com.itu nilai plus mengapa aku menyukainya.”yah ..aku senang sekali” jawabku tanpa berpaling dari wajah Rayman, tanpa sadar aku berbicara dengan tempo yang lambat.
Pembelajaran pun dimulai, mendadak saja Hanphone ku berbunyi, sialnya ini pelajaran bahasa asing.bisa saja aku di beri pertanyaan dengan bahasa yang tidak aku mengerti.
“tidak ada Handphone di dalam kelas “ kata Mrs.Jenice keras .cukup membuat perhatian banyak murid di dalam kelas, segera memalingkan wajah mereka dari papan tulis kepadaku.
Benar saja .Mrs.jenice bertanya dalam bahasa perancis.aku gelagapan setengah mati.sebelumnya aku melihat nama yang tertera di layar .MOM Me dengan sebisa nya aku mengatakan minta maaf dan meminta izin keluar  untuk mengangkat telpon.
“hello..Mom sudah aku katakan jangan menelpon di saat jam pembelajaran berlangsung?” Cerocosku sebelum Mom memberi alibi-alibinya.
“lisa ,ini bibi Meylin..” suara lain membalas dari kejauhan.dari nada suara bibi Mey ini bukanlah berita baik, menghilang sudah kesenangan yang baru saja ku nikmati beberapa menit yang lalu.
“ada apa ? “ tanya ku, yang sebenarnya aku tidak ingin mendengar jawaban bibi Mey.kali ini bibi Mey terisak-isak dan aku bisa merasakan isakan tangis itu.
“ibumu kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit” jelas bibi Mey.
Bagai bumerang  yang memecahkan sel saraf ku.sehingga mata, jantung dan mulut tidak bekerja sesuai prosedur, tangan ku tiba-tiba saja menjadi dingin .mataku berkaca-kaca, jantung berdetak dengan ritme cepat dan  mulutku tak bisa mengatakan apa-apa.
*     *     *
Aku terus melihat layar yang mengisyaratkan bahwa Mom masih bernafas .aku mendekap tangannya yang terasa beku dalam gengamanku dan mengucapkan beberapa harapan yang mungkin saja terjadi. aku ingin Mom sembuh, aku tak ingin di tinggal olehnya , jika semua itu terjadi tak ada lagi orang yang di jadikan alasan olehku agar aku menjadai anak yang lebih baik, aku tak mau lagi kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya .cukup sudah semua itu aku lewati. aku tak mau jika harus melewati masa yang sulit lagi sekarang. apalagi tak ada yang menenangkan pikiranku.
Namun, tuhan berkehendak lain, layar yang terus kupandangi menjadi garis putih lurus . terlihat senyuman menghiasi wajahnya yang memutih dan aku tau Mom sudah pergi
“MOMMMMMMY.....” teriakku dalam hati
*      *      *

Kepergian Mom bukan berarti aku menjadi anak yang tiba-tiba saja menjadi pendiam, seperti kebanyakan orang.menjadi sering mengurung di dalam kamar atau lebih sering menyendiri, itu bukan gayaku.akan tetapi, aku tak mungkin bisa seperti ini, semuanya karena Mom telah berpesan “jika Mom pergi, kau harus menjadi anak yang tegar dan tidak moleh menangis “ itu menjadikan aku kuat dan tak perlu sering menangis.sekarang aku sudah memiliki seseorang yang akan menemaniku kemanapun aku pergi.Rayman
Rayman mengajakku ke taman, memang tidak seperti biasanya .anehnya aku mengangguk setuju .tentu saja  jika sudah didekatnya, aku hanya bisa mengeluarkan kata yang seperlunya, tidak berceloteh panjang lebar .
Taman Kertyuin menjadi pilihan kami untuk melepas penat dan meng-refresh otak ,Rayman membeli es krim dan Cupcake kesukaanku.kami menikmati suara alam yang mengalun berirama tanpa ragu, goyahan daun yang bergeser pun bisa terdengar , suara air mengalir pun terdengar jelas .aku belum tau tujuan Rayman mengajaku ke taman.
“Zedlissa coba kau lihat,burung angsa yang berdiri di sana, itu mengibaratkan kamu yang sedang menggunakan gaun putih , menanti seseorang mengajakmu ke atas altar” rayman mengatakannya tanpa terbata-bata
Aku masih belum mengerti alur cerita yang di buat oleh Rayman, sampai ia melanjutkan kembali ceritanya “ kamu menyukai alunan merdu suara alam di sore hari sambil menikmati es krim dan bercerita tentang masa depan”
Aku mengejap kedua mataku, Rayman mengetahui apa yang ku suka, aku tak pernah menceritakannya kepada siapapun dan ia tau tentang aku yang ingin memiliki gaun seputih bulu angsa dan menanti seseorang yang mengajakku ke atas altar.wow ini kejutan .
“yah..aku sangat menyukainya” kataku
“kau tidak perlu lagi mencari orang  yang akan mengajakmu keatas altar nanti, dia sudah ada disini,di sampingmu dan akan selalu ada di hatimu”
Kalimat yang di ucapkan Rayman .membuatku telonjak sehingga es krim yang ku genggam terlepas dari genggamananku. aku sudah bisa menebak Rayman mengetahuinya , dia membuatku seakan di beri harapan untuk meminta apa saja seperti lampu ajaib milik aladin.aku tersenyum dan Rayman pun tersenyum lebar .
Sekarang aku memiliki seseorang yang di jadikan alasan agar aku bisa menjadi lebih baik, aku tidak ingin kehilangan lagi.alhasil, aku berjanji  untuk selalu di samping Rayman.
Aku pikir hidup akan berjalan sesuai apa yang aku inginkan , aku yang beritikad untuk selalu bersama Rayman sampai masa depan yang ku impikan menjadi terwujud. buncah begitu saja setelah aku mengalami kerusakan di bagian hati.aku yang selalu meminta agar orang-orang  yang kusayangi tak harus pergi, malah membalikan fakta bahwa aku yang meninggalkan mereka .”maafkan aku”.yang perlu Rayman tau dimana pun aku  berada, walau alunan merdu suara alam yang kusuka tak lagi mengalun di hatimu, serta daun hijau berubah warna menjadi kuning dan kecoklatan tapi,  semua tak berpengaruh dengan apa yang ku alami bersamamu , jeritan hatiku yang berirama saat di dekatmu akan menelungkup tak terlupakan di dalam memoriku.
Aku merasa terlahir kembali, tapi sekarang bukan lagi terdengar tarikan nafas melainkan suara isakan dan tangisan , aku membuka mata yang pada akhirnya aku bisa melihat kedua mata, hidung dan sunggingan senyum yang terpampang di lekukan wajah orang  yang telah aku kenal Mom dan Dad.
selesai









Tidak ada komentar:

Posting Komentar