Rabu, 20 Mei 2015

I Never Gone



 “Jika kau menjadi bintang kau tak akan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi padaku saat ada cahaya ruang yang  menyelimutiku”
Bukan aku yang menginginkan semua ini , tak pernah terpikir sebelumnya olehku jika aku akan menjadi seperti ini , dan aku tak akan menyadarinya jika bukan kamu yang menyadarkanku. maafkan aku jika aku tak begitu baik untukmu, namun ada yang salah pada dirimu yang membuatku menjadi orang  yang tidak percaya dengan apa yang namanya saling mempercayai, kau telah membohongiku tapi aku tak pernah membencimu . dan ini lah kesalahanku mengapa aku tak pernah bisa membencimu ?
*     *    *
Hari ini aku,  Zee Mays berniat akan pergi ke toko buku untuk membeli buku yang sudah lama ku incar, aku pikir cuaca sangat mendukung . matahari sangat menyengat yang bisa saja membuat kulit ku hitam mendadak , akan tetapi kulitku memang sudah hitam legam , yah ! inilah salah satu yang membuatku tidak pernah mempercayai bahwa itu diriku , jika aku sedang bercermin, senyum ku tiba-tiba saja memudar dan aku akan lupa bagaimana caranya tersenyum untuk beberapa menit kemudian.terdengar alunan lagu the cranberries-when you’re gone menandakan ada sms inbox dari teman kecilku Reinna.
“Zee aku udah ada di depan toko buku nih,kamu kesini yah “
“ ok “
Dengan hitungan menit aku sudah tiba di depan toko buku yang akan kami tuju. tentu saja aku sudah begitu lama menunggunya di depan parkiran restoran seafood yang besebelahan dengan tempat yang ku tuju, Reinna teman ku sewaktu kami masih berumur 5 tahun hingga saat ini . saat ini kami berinjak umur 18 tahun, sudah sangat lama rasanya , tapi kebiasaan Reinna yang selalu terlambat jika akan bertemu tak pernah hilang.
“selalu saja terlambat..” sambar ku saat aku sudah tiba di hadapannya.
“hehehe “ Reinna cuman cengengesan, tanpa mengucapkan kata maaf seperti biasanya, mungkin dia sudah bosan mengucapkan kata itu setiap kali datang terlambat.
Singkat kata , aku dan reinna segera mencari-cari buku yang aku inginkan, setelah berputar-putar sekitar setengah jam lebih ke setiap sudut toko tidak juga di temukan. kami sudah sepeti mencari anak hilang . aku duduk  sebentar untuk merenggangkan otot kaki, sementara reinna masih sibuk menengadah setiap rak buku .seharusnya penyimpanan buku sudah di atur sesuai jenis buku, hanya saja toko buku yang kami kunjungi sedang cuci gudang jadi buku di atur di sembarang rak  dan bercampur-campur.buku yang sedang aku cari memang tidak lah penting untuk bacaan ringan saja,
“ehemm” suara dehaman laki-laki memaksaku untuk menoleh , ia menatapku berisyarat untuk duduk di sampingku maka duduk lah pria itu , penampilannya staycool abis, mendadak saja aku menjadi salah tingkah.
Aku mengangkat kepala sedikit agar bisa melihat buku apa yang sedang ia baca . betapa terkejutnya buku yang ia baca adalah buku yang sudah lama aku incar. tadinya aku ingin mengatakan untuk meminjam buku yang sedang ia baca , itu hanya sebagai alibi saja .tapi aku urungkan niatku saat ia terbangun dari posisinya ,ia  berjalan ke arah kasir, anehnya aku tidak berhasil mengucap satu katapun , hati ku menjerit ingin berteriak aku menginginkan buku itu.
“Zee..” Reinna menepak pundakku
Aku menoleh dengan ekspresi tampang bodoh.
“kamu kenapa ? kok aneh begitu “ tanya Reinna
“aku tidak apa-apa” jawabku singkat.
“aku sudah pusing cari-cari buku yang kamu maksud tapi enggak ketemu,  bagaimana kalau  kita cari saja di tempat lain, mungkin saja ada “ kata Reinna
“enggak mungkin ada , soalnya buku itu  keluaran tahun 2008 “
Sementara sekarang sudah tahun 2014 jadi,  buku itu sudah 6 tahun lamanya , sudah sangat bersejarah sekali.Reinna melongo “kenapa kamu enggak bilang dari tadi, itu kan sudah lama sekali , pati sudah langka ,..”
“kamu kira hewan, bisa langka “ jawabku kesal mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
“memangnya sejak kapan kamu mengincar buku itu?”
“dua bulan yang lalu..” jawabku tanpa dosa.
“.....”
*     *    *
Sejak kejadian kemarin Reinna tidak mau lagi mengantar ku ke toko buku, kecuali kalau aku belum memiliki incaran buku jadi,  secara spontan aku memilih dan langsung membeli. sepulang dari kampus aku meminta lagi Reinna mengantarku ke toko buku , kali ini aku janji tidak akan membuatnya kesal dan menunggu lama.
Saat aku memilih buku, aku bertemu kembali dengan pria yang di toko buku kemarin. dia memandangku dan tersenyum ,langsung saja kutub utara meleleh dan mencair.loh ! apa hubungannya.
“hei..” dia menyapaku
Aku menoleh kekanan dan kekiri untuk memastikan bahwa ia benar-benar menyapaku. setelah yakin baru aku membalas senyumannya di tambah dengan senyumanku yang tak begitu manis.
“hei..” suara ku nyaris tak terdengar.
“siapa namamu ?” tanya nya, logat bicaranya agak aneh , bukan dia baru mengenal peradaban seakan baru keluar dari hutan amazon layaknya tarzan yang tidak bisa berbicara dengan benar .akan tetapi, sepertinya dia orang bule tapi, wajahnya tak indo atau  rambutnya agak kecoklatan .wajahnya sangat pribumi.
“Zee.kamu?”
“Dani..” jawabnya singkat lagi.
*
Setelah perkenalan dua minggu yang lalu, aku semakin dekat dan mengenalnya, kami lebih sering bertemu .satu hal yang menarik darinya ia asli dari indonesia namun tinggal di Austria dari ia kecil.dan baru pindah ke indonesia satu bulan yang lalu jadi, logat bicaranya memang agak aneh dan sedikit formal.dia memiliki satu hobi yang sama denganku yaitu, berdiam lebih dari dua jam di toko buku hanya sekedar membaca dan kadang tidak membeli, tujuan dia agar lebih lancar berbahasa indonesia .sedang aku untuk hiburan sementara jika aku jenuh .
 Ada sebuah momen dimana dani menjailiku dengan menoreh coklat di tanganku, saat kami sedang makan bersama di sebuah kedai kecil sambil menunggu hujan reda.
Aku cekikikan mendengar kalimat terakhirnya “kamu jail ?” tanyanya bingung
“jail ?  apa kamu akan melaporkan aku ke kantor polisi gara-gara aku mengoleskan cklat di tanganmu” katanya bingung.
Aku tertawa kecil “bukan maksudku, jail dalam bahasa indonesia seperti lolucon” jawabku aku jadi seperti guru lesnya ,selalu saja membenarkan apa yang ia ucapkan.
“aku pikir..”
“no, tidak mungkin”
“sesudah ini bagaimana jika kita ke danau ?”ajaknya
Sebenarnya aku kurang menyukai sejenis danau , taman atau laut .akan tetapi pergi bersama orang yang kalian kagumi pasti akan sangat berbeda.hujan sudah mulai reda dengan cuaca yang masih lembap kami pergi ke danau.
Sepertinya hal nya taman , laut atau pun danau. selalu terlihat orang lain  saling berpasangan sambil berpegangan tangan, itulah alasan kenapa aku kurang menyukai tempat seperti ini , bukan karena aku tidak mempunyai pasangan melainkan aku hanya merasa risi .
Tiba-tiba Dani memberikanku kado, padahal aku tidak berulang tahun . ia Cuma mengatakan “kado tidak perlu di hari ulang tahun” aku tersenyum cangguh dan menerimanya .aku menatapnya seolah meminta izin “boleh kah aku membukanya disini?” ia pun mengangguk kecil.
Hadiah itu cukup membuatku seakan terjun dari atas langit dan terjatuh di antara lembutnya langit berwarna putih dan angin akan mengibarkan rambutku. alunan musik Thousand year-cristinna perri mulai berirama. Dani memberiku sebuah cincin.
*
Sehari setelah kejadian itu, ia tidak pernah terlihat. aku jadi semakin bingung apa yang sebenarnya sedang berlanjut sekarang , tiap kali aku menghubunginya . hanya terdengar suara operator. Reinna mencoba menghiburku, dia tau aku orang yang tak mudah terhibur .pernah suatu ketika aku diejek teman-temanku sejak kelas 2 SD dengan sebutan si kulit areng saat itu, aku hanya bisa menangis di belakang sekolah dan Reinna menemaniku hingga kami berdua di hukum karena tidak ikut pelajaran selanjutnya.
Membicarakan tentang fisikku, apa mungkin  Dani telah menyadari betapa jeleknya aku .betapa tidak manis nya aku saat tersenyum. akan tetapi, apa tega Dani melakukan itu padaku ? sebelum aku menyalahkan nya dan benci kepadanya karena tidak pernah menghubungiku, aku intropeksi diri .sekarang aku lah yang baru sadar, bagiku Dani bagaikan bintang yang tidak segampang itu aku raih, ia tidak akan pernah ada jika aku sebagai matahari .padahal sebelumnya ia telah berjanji akan selalu menemaniku.
Aku mengejapkan mata , sekarang aku tau Dani cuma memberikan sekedar ucapan dan kata-kata . memberikan janji yang tak pernah pasti dan memberi harapan kosong, apa dia tidak pernah tau , jika itu saja yang bisa ia lakukan , semua orang bisa melakukanya ,itu tidaklah spesial untukku. ia bukan saja membekaskan bekas luka dan nafas sesak yang bisa di rasakan , melainkan angan-angan yang selalu ku impikan pun menghilang.
*
Satu bulan sudah , Dani sudah benar-benar menghilang . dan sepanjang waktu itu aku hanya memikirkan apa yang sedang ia lakukan di luar sana . entah dimana, mulai saat itulah aku sudah tidak lagi memikirkannya . aku sudah mulai melupakan tentang dirinya .aku menjadi egois tidak ingin mengingatnya lagi.
Tetapi di saat aku mulai melupakannya , dia datang kembali di hari ulang tahunku. aku memasang wajah kesal ketika ia tiba di depan pintu rumahku dengan sekotak hadiah.
“masih punya tampang datang kemari, selama ini kamu kemana ? kamu tidak tau kamu sudah buat aku menunggu dengan janji yang kamu beri, kamu udah membuat waktuku terbuang dengan percuma karena mikirin kamu , kamu pembohong” teriakku membucahkan semua unek-unek ku sambil mata berkaca-kaca , aku berusaha agar tidak menangis di depannya.
Dani membuka mulutnya untuk berbicara dengan gelagapan .dia mencoba menjelaskan, tapi aku tidak mau mendengar.”I’m soory..” itu saja yang bisa ku dengar dengan jelas .
Aku menutup pintu dengan kencang di depan matanya .reaksi selanjutnya aku menangis sekencang-kencangnya di dalam kamar. aku bisa melihat dari dalam kaca kamar bahwa Dani telah berjalan menjauh dari rumahku.
Keesokan paginya .aku bersiap-siap berangkat ke kampus, betapa heran nya kotak yang semalam Dani bawa masih ada di depan pintu. aku meraihnya dengan perlahan dan membuka isi kotak .
Mataku terbuka lebar, kado yang ia berikan adalah buku yang dulu aku incar dan ada secarik kertas di dalamnya .
“aku tau ,kau ingin sekali membeli buku ini, kau terlihat begitu antusias ketika aku membuka lembaran buku ini.aku sangat nyaman jika di dekat dirimu, bahkan ketika aku bertemu  denganmu di toko buku. sekarang aku berikan kepadamu sebagai ucapan terima kasih telah mengajarkan ku belajar bahasa indonesia ,maaf kan aku telah pergi tanpa pamit , saat itu aku benar-benar panik ketika ibuku jatuh sakit lalu ibu di bawa ke rumah nenek di rusia.handphone ku hilang dan aku tidak bisa menghubungimu. akan tetapi , besok aku ingin kamu datang ke danau jam 7 pagi. aku akan menunggu disana J ada kejutan yang ku persiapkan untukmu sebagai ucapan kata maaf dan sisanya tak akan aku ceritakan”
Sekarang sudah pukul 06:40 , masih ada waktu untukku agar bisa menemui Dani.setelah mengunci pintu dan berpamitan dengan ibu dan ayah, aku pergi menggunakan taksi .
handphone ku bergetar .aku berharap Dani yang menghubungiku, sialnya aku lupa jika handphone nya hilang ,di layar sana tertera nama Reinna.
“Zee,...hiks..Zee Dani...” suara Reinna tidak begitu jelas , karena jalanan sangat berisik sekali
“ada apa?” tanya ku panik.
“Dani kecelakaan dan aku baru dengar berita itu tadi pagi. sekarang dia sudah ada di rumah sakit, kata orang tuanya ia akan di bawa ke Austria”
-DEG- jantung ku seketika melonjak naik .badanku lemas dan taksi berhenti .aku turun dengan kondisi setengah sadar.aku sudah tiba di danau.
Danau itu sudah tidak lagi berpenampilan sama sewaktu terakhir aku dan Dani kemari, sudah ada hiasan bunga sakura berwarna pink disana –sini , balon berwarna-warni.serta irama lagu Josh Groban-You Raise Me Up.
Aku menangis di salah satu kursi yang sudah tersedia , dengan nafas putus-putus dan isakan keras . aku menjerit sekencang-kencangnya , untungnya tak ada orang kecuali si tukang kebun yang sedang memangkas .tiba-tiba saja lagu berubah menjadi lagu Happy Birtday To you. aku terdiam beberapa saat ,menghapus air mataku, dengan perlahan menoleh kebelakang.
Happy Birtday To you. Happy Birtday To you. Happy Birtday. Happy Birtday. Happy Birtday. To youuuuu...”
Dani ,reinna dan teman-temanku bersorak riang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Dani mendorong meja yang di atasnya kue ulang tahun yang sangat besar dengan lilin berangka 19 tahun.
Aku tidak mengucapkan apa-apa, aku sangat kesal karena lagi-lagi dani berbohong. semua orang  yang dari tadi tersenyum ria sambil bernyanyi menjadi diam memandang wajahku, aku menatap mereka dengan  tajam seakan aku akan menerkam mereka .sebenarnya aku tidak ingin seperti ini, aku tau mereka telah mempersiapkan semua ini .terutama Dani aku tidak bisa membencinya karena perasaan ini.mereka sudah membuat surprise yang membuat jantungku berhenti dan berfungsi kembali saat aku tau Dani sehat-sehat saja.dengan enggan aku tersenyum lebar.
Mereka pun tersenyum kembali dan melanjutkan nyanyian “tiup lilinya..tiup lilinya “aku meniupkan lilin.tepuk tangan pun membahana .Reinna berjalan ke arahku
“maaf ,aku udah berbohong “ kata Reinna
it’s ok” ujar ku
Kali ini Dani berjalan kearahku, ia menggengam tanganku dan menyematkan cicin di jemariku dengan mengatakan “marry me”
Tahun depannya kami pun menikah , Dani telah menyadarkanku bahwa aku tidak begitu buruk dan aku sama berharganya dengan wanita yang lebih cantik dariku dan hal yang tak terlupakan adalah kisah kami mirip sekali dengan buku yang aku inginkan .kalian tau buku itu berjudul I Never Gone.
selesai













                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar